Bangunan SDN 18 Rambang Niru Diduga Proyek Siluman dan Bahan Tidak Berkualitas

proyek pembangunan pagar SDN 18 Rambang Niru yang berlokasi di Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim mulai disoroti oleh warga setempat.
Sriwijayanews l Muara Enim - Berdasarkan amanah Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek, dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan.
Pemasangan papan nama proyek merupakan implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan,” ungkap salah satu warga yang mengetahui betul tentang aturan proyek pemerintah itu.
Ini malah proyek pembangunan pagar SDN 18 Rambang Niru yang berlokasi di Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim mulai disoroti oleh warga setempat, diduga proyek siluman alias tidak memasang papan informasi.
Pasalnya, Pekerjaan proyek yang sudah berjalan kurang lebih 50% ini tanpa dilengkapi atau di pasang papan nama proyek.
“Semestinya pihak pemborong atau kontraktor harusnya memberikan surat pemberitahuan kepada pihak pemerintah desa, kalau ada masyarakat bertanya ini proyek apa? "Ucap warga Desa Manunggal Jaya yang kerap di panggil Yon yang tidak jauh rumahnya di bangunan tersebut.
Dia sangat menyayangkan, seperti pengawas lapangan yang memonitoring proyek tersebut tidak menegur atau mengingatkan rekanan agar memasang papan informasi proyek saat di mulai pekerjaan.
Ia juga katakan, "inikan bangunan sekolah berarti anggaran daerah kabupaten, ini malah jadi tanda tanya, ini bangunan apa?, "Seperti di tutup tutupi.
"Nilainya berapa, anggarannya berapa, volume berapa, panjangnya berapa, bentuk bangunan apa, kalo emang CV ya CV apa?, "bebernya.
Jun juga mengatakan, "saya siap jadi saksinya kalo papan tersebut mulai di bangun sampai saat ini sudah berjalan lebih kurang 50 % emang belum melihatnya, "tegasnya pada Jum'at, 25 November 2022.
Sempat juga pihak guru SDN 18 Rambang Niru Dewi Astuti saat di wawancarai mengatakan, "kalo belum Bae di pasang, "katanya dengan singkat.
Sementara Seprizan Yudika yang di ketahui Pengawas proyek tersebut saat di konfirmasi masalah tersebut saat di temui media ini Jum'at malam 25 November 2022 ia mengatakan, "Ade cuma hilang, entah sape yang ngambek gek Senin aku ganti nak ke Muara Enim dulu, "katanya.
Setelah Senin masih belum di pasangnya, lalu sempat malamnya sekira pukul 19.05 WIB saat di temui lagi, ia juga katakan, "na...lom sempat ke merinem, bisok Selasa aku ke Muara Enim hari ini, Selasa 29 November 2022.
Di tambahkan Nazaruddin anggota ormas Pemuda Pancasila Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim, ia mengatakan terdapat bahan yang menurutnya tidak berkualitas dan tidak sesuai spesifikasi, "ini adalah tuna (batu dan tanah semacam kubangan babi) kotor ini, bukan kalo ini seplit 1 kali 2, karena dikatakannya bahwa kata pengawasnya batu seplit, jelas bukan seplit, "tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum juga ada papan nama proyek yang terpasang, dan tidak diketahui nama CV yang mengerjakannya juga siapa pemborongnya siapa dan bahanya masih tetap tuna. (*)
Editor :Sapriansyah