Puluhan Warga Petani Sawit Gelar Aksi, Tuntut Pemerintah Batalkan Ekspor Migor dan CPO

Dikatakan Surono, dengan dicabutnya larangan Ekspor diharapkan perusahaan mampu mengekspor sehingga perusahaan juga mampu membeli sawit petani dengan harga yang layak.
Mirisnya lagi pihak pabrik dalam hal membeli TBS Kelapa Sawit petani itu tidak disesuaikan dengan penetapan harga yang ditetapkan Disbun Provinsi dan pusat.
"Jadi kesannya, semacam ada penetapan harga sepihak oleh PTPN VII karena membeli tidak mendasarkan keputusan rapat Disbun provinsi lebih murah di lapangan daripada harga penetapan Disbun sendiri," ungkapnya
Perbandingan harga dilapangan dengan ketetapan Disbun, lanjut Surono, sekitar Rp500 sehingga tidak imbang dengan hasil panen Kelapa Sawit yang dimiliki.
"Kami berharap pemerintah, supaya bapak presiden mendengar hati nurani rakyat, agar ekspor CPO dibuka kembali, hingga para petani dan buruh petani ini bisa menikmati harga TBS Kelapa Sawit yang sesuai, sehingga penderitaan seluruh komponen di persawitan ini berakhir," harapnya.
Asisten perekonomian dan pembangunan kabupaten Muara Enim, Riswandar mengatakan, terkait dengan adanya penyampaian aspirasi yang dilakukan para petani sawit pihaknya menyambut baik aspirasi masyarakat tersebut.
"Dengan adanya penyampaian aspirasi ini, kita akan berusaha berbuat yang terbaik, hari ini tuntutannya harga Kelapa Sawit anjlok, yang kedua adanya ketidakcocokan dengan PTPN 7 yang menomorduakan Kelapa Sawit dari Muara Enim," ujar Riswandar.
Tindak lanjutnya, kata Riswandar, besok pihaknya akan mengundang PTPN VII, dan perwakilan massa aksi hari ini, untuk kita rapatkan di sini. Kalaupun PTPN VII yang di sini tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan pihaknya akan melanjutkan ke Lampung
"Harapannya, semua berjalan dengan baik, dan sesuai harapan masyarakat," pungkasnya.
Read more info "Puluhan Warga Petani Sawit Gelar Aksi, Tuntut Pemerintah Batalkan Ekspor Migor dan CPO" on the next page :
Editor :Sapriansyah